Mengapa aku
selalu begini ? Ketika aku menyukai seseorang, aku pasti tak sanggup untuk
menyatakan perasaanku padanya. Ini salahku, aku terlalu takut.
Tapi mengapa
ketika orang yang aku sukai dekat dengan wanita lain, aku selalu saja marah dan
iri ? Aku selalu berpikir, mengapa bukan aku yang dekat dengannya ? tapi siapa
aku ? untuk berbicara dengannya saja aku tak berani. Aku tak sanggup. Jadi
siapa yang akan aku salahkan jika orang yang aku sukai mempunyai hubungan
spesial dengan orang lain ? tentu saja diriku sendiri. Aku tak mempunyai alasan
untuk menyalahkan orang lain.
Namun akankah aku
bisa tetap tegar ketika wanita-wanita lain menceritakan kedekatannya dengan
orang yang aku suka ? Kuatkah aku menahan rasa iri dan amarah ? Mampukah aku
untuk menahan diri agar aku tak berbuat terlewat batas ? Aku cemburu.
Ketika orang yang
aku suka tertawa dan ramah kepada wanita lain, bukan kepadaku, ada rasa sesak
di dada ini. Ada rasa sakit di kerongkongan ini. Ingin aku berteriak, tapi aku
tak bisa. Apa yang harus aku lakukan ?
Ketika wanita
lain mampu membuka jati dirinya yang sebenarnya, sehingga dia mampu terbuka
dengan orang lain, aku marah. Aku benci. Mengapa harus orang lain ? mengapa
tidak aku saja ?
Tak habis-habisnya
aku menyesali semua. Tak habis-habisnya aku menyalahkan diriku sendiri. Mengapa
aku harus hidup seperti ini ? aku terlalu bodoh dalam urusan percintaan. Aku
tak mengerti bagaimana caranya bertindak jika aku menyukai seseorang.
Ketika dia lebih
memilih untuk dekat dengan wanita lain dari pada denganku, ketika dia memilih
berbicara dengan wanita lain dari pada denganku, ketika dia memilih untuk duduk
dekat dengan wanita lain dari pada denganku, aku marah, aku menangis. Ingin rasanya
aku mendaki gunung dan berteriak sekeras-kerasnya disana. Berteriak sampai
suaraku terdengar olehnya. Sampai dia tahu bahwa aku ada, aku yang tulus
mencintainya.
Tiap malam aku
memimpikannya, tapi apakah dia memimpikanku juga ? tiap malam aku menangis
karenanya, tapi apakah dia mengetahuinya ?
Tuhan, berikan
aku kekuatan dan kesabaran. Agar nanti ketika aku harus melepasnya pergi, tak
ada luka yang membekas, tak ada rasa sakit yang kurasakan, tak ada air mata
yang mengalir, tak ada tangis yang terisak, tak ada jerit kesedihan, hanya ada
tawa lega atas suatu kebebasan.
0 coretan:
Posting Komentar