0

Aku dan Tunanganku (Part II)

     Hangat sekali, rasanya hangat seperti berada dalam pelukan seorang pangeran. Nyaman dan menenangkanku, belum pernah aku merasakannya. Mungkin aku sedang bermimpi bertemu dengan seorang pangeran dari sebuah negeri antah berantah kemudian dia memelukku dengan hangat.


     Namun, kenapa semua itu terasa begitu nyata ketika aku merasakan ada tangan yang melingkar di pinggangku dan juga aku merasakan seperti sedang bersandar di dada bidang seorang cowok. Begitu aneh dan janggal, akupun membuka mataku pelan.

     Aku terkejut bukan main ketika aku melihat seorang cowok tidur di hadapanku sembari memelukku erat. "Apa yang telah aku lakukan ?" ucapku dalam hati.
     Cewek mana yang tak panik jika ada cowok yang menemani tidurnya tanpa dia sadari dan dia minta ? Pelecehan ini namanya. Tapi aku tak buru-buru bangun dan menjatuhkannya dari tempat tidurku. Aku mengamatinya terlebih dahulu, kali aja aku kenal sama cowok ini.

     "Hah ? Dan ?" aku tentu sangat terkejut. Kenapa tidak ? Dia pasti telah melihat wajah jelekku saat sedang tidur. Tiba-tiba dia merenggangkan badannya, kalo orang jawa bilang "ngulet", spontan aku langsung menutup mukaku takut jika dia melihat wajah jelekku yang masih kucel dan dekil.

    Aku mengintip dari sela-sela jari tanganku. Kulihat dia tertawa kecil melihat tingkahku tadi. Diraihnya tanganku dari mukaku dengan tujuan supaya dia bisa melihat wajah baru bangun tidurku. Saat dia menyingkirkan tanganku, aku langsung saja menutup mata dan berusaha menyembunyikan wajah agar tak dilihatnya.
     "Kenapa ? Malu ya ? Tak apa, anggap saja ini sebagai hadiah pagiku." katanya lembut.
     "Aku nggak mau !" aku tetap bersikukuh tak mau melihatkan wajahku. Namun ternyata dia tak menyerah begitu saja. Digelitiknya aku hingga aku tertawa terpingkal-pingkal karena kegelian. Dan pada akhirnya, dia dapat melihat wajahku.

     Dan tersenyum hangat dan berucap "Selamat pagi." Sesaat mata kami berdua saling menatap. Aku melihat matanya yang sangat indah. Warnanya cokelat jernih dengan bentuk kelopak mata yang besar tapi bukan mata besar. Ingin rasanya aku terus menatap mata itu, tapi dia buru-buru bangun dan beranjak dari tempat tidurku.

     "Pagi ini kenapa kamu ada di tempat tidurku ?" tanyaku.
     "Yah, kau tak ingat kejadian tadi malam setelah aku mengantarmu pulang ?" dia menggoda.
     "Hah ? memang kejadian apa ?" aku terkejut setengah mati mendengar ucapannya.
     "Kasih tau nggak ya ?"
     "Apa yang telah terjadi ? Sebenarnya ada apa ?" aku mulai panik.
     Dia mulai mendekatkan tubuhnya padaku, reflek aku langsung mencondongkan tubuhku ke belakang dan dia tersenyum. Dia bisikkan kata-kata di telingaku, "Terimakasih semalam."
     Mukaku langsung memerah, dia lalu berlari keluar dari kamarku sembari tertawa meledek. "Hei kau ! Kemari ! Kau belum menjawab pertanyaanku." Aku mengejarnya berlari ke ruang tengah sambil membawa boneka penguin kesayanganku untuk memukulnya nanti.

    Aku berhasil memukulinya dengan boneka yang aku bawa. Dia hanya tertawa-tawa saja, dan kemudian aku ditariknya sehingga kami berdua jatuh ke sofa yang ada di ruang tengah rumahku. Kami masih tertawa-tawa dan saling memukul. Tiba-tiba dia memelukku dan berkata, "Terimakasih untuk pagi ini, aku sangat senang. Dan aku jelaskan, tadi malam tak ada yang terjadi. Aku baru datang ke kamarmu pagi ini, tentu dengan izin tante."
    Aku hanya terdiam mendengarkan dan kemudian tersenyum, "Dasar."
***

    Pukul 09.00 WIB, setelah mandi dan berdandan, aku pergi menuju ke ruang tamu. Rencananya aku dan Dan akan pergi jalan-jalan ke suatu tempat agar kami bisa lebih mengenal satu sama lain. Percuma kan kalo aku bertunangan tapi aku tak pernah tahu siapa tunanganku itu ? Dan hari ini kami akan memulai cerita kami.


     "Kalian mau kemana hari ini ?" tanya mama ke Dan.
     "Ya paling sekedar jlan-jalan tante. Supaya lebih mengenal satu sama lain." jawab Dan.
     "Ya sudah, hati-hati di jalan. Tante titip Rena ya Dan."
     "Siap tante, haha. Saya akan selalu jaga Rena."
     "Mama, Rena pamit pergi dulu ya." aku mencium tangan mama sebelum menuju mobil.
     "Hati-hati, jangan pulang terlalu malam."
Setelah itu aku dan Dan masuk ke dalam mobil sport warna merah milik Dan, lalu kami pergi menjauh meninggalkan rumah.

-BERSAMBUNG-

0 coretan:

Back to Top