0

Saya Jomblo 18 Tahun

Dari judulnya, mungkin kalian mengira bahwa saya adalah jomblo berumur 18 tahun. Memang benar, tapi arti sesungguhnya adalah saya menjomblo selama 18 tahun. Dari dulu saya baru dilahirkan sampai sekarang, saya, remaja berusia 18 tahun, belum pernah sekalipun berpacaran. Ini sungguhan.

Mungkin ini aneh untuk kalian. Kok zaman sekarang masih ada orang yang belum pernah pacaran sekalipun seumur hidupnya ? Yah, tapi inilah yang terjadi, saya tidak pernah merasakan hangatnya kasih sayang seorang pacar. Tapi saya juga merasa bingung sendiri, kenapa saya bisa menjomblo selama itu. Kok saya bisa tahan dan tak pernah merasa bosan untuk melepas status lajang yang selama ini sudah melekat.

Tapi sebenarnya sih, saya merasa bosan juga. Semua teman-teman saya sudah pernah merasakan yang namanya pacaran. bahkan sampai temen saya yang paling kalem dan pendiam pun, sudah pernah pacaran. Sedangkan saya ?

Saya juga merasa iri dengan teman-teman saya yang sudah berkali-kali berganti pacar. Teman dekat saya pun, ada yang begitu. Bahkan pacarnya tak cukup satu. Ada juga yang pacarnya satu tapi gebetannya banyak. ada juga yang baru putus, tapi bisa langsung punya pacar. Ada juga yang dikejar-kejar banyak cowok.

Yah, jomblo mana yang tidak akan iri ? Umur sudah mulai menua, tapi masih belum pernah pacaran ? itulah saya.

Rasa iri itu tak cukup sampai disitu. Sewaktu teman saya sedang curhat tentang gebetannya, rasa iri itu muncul kembali. Teman saya bercerita bahwa dia dicium oleh gebetannya. Saya ulangi lagi, GEBETANNYA ! bukan pacarnya. Dicium di bibir pula. Sedangkan saya ? Cipika cipiki dengan anak cowok saja belum pernah. Saya malu kepada diri saya sendiri. Kenapa kehidupan saya seperti ini ?

Oleh karena itu, saya tidak mau kalah. Karena saya tidak punya pacar, maka jalan satu-satunya adalah berbohong. Inilah kesalahan saya, kenapa harus berbohong ? Saya membohongi teman saya, saya berkata bahwa saya pernah pacaran, punya mantan banyak, saya pergi bersama mantan saya, saya menghabiskan waktu saya bersama pacar saya, dan lain-lain. Bahkan saya pun rela membeli kartu GSM yang saya gunakan untuh mengirim pesan ke nomor saya sendiri sebagai pacar saya. Seolah-olah saya sedang smsan dengan pacar saya, padahal saya sedang smsan dengan diri saya sendiri. Saya pernah berbuat seperti itu.

Alangkah nistanya saya sehingga saya berbuat banyak kebohongan dengan mudahnya. Bahkan, pada saat teman saya bertanya "kamu sebenanya pernah pacaran ngga sih ?" saya pun harus tetap berbohong. Teman saya juga membela saya, bahwa saya punya pacar. Bahkan mereka bilang bahwa saya anak nakal, pacarnya dimana-mana. Padahal apa ? Kenyataanya saya hanya bebohong. Semua itu palsu.

Saya memang sengaja menutup rapat-rapat jati diri saya yang sesungguhnya. Saya tak ingin ada yang tahu siapa saya sebenarnya. Bahkan teman dekat saya pun tidak tahu jati diri saya. Mereka hanya tahu diri saya dari luar. Diri saya yang selama ini saya tunjukkan ke mereka hanyalah kepalsuan. Sifatnya memang sama, tapi jati dirinya tidak. Mereka yang mengaku tahu persis tentang saya, hanya mengenal dari apa yang saya tunjukkan. Selebihnya tidak.

Inilah saya dengan kebohongan-kebohongan didalamnya. Bukankah manusia menyimpan banyak kebohongan di dirinya ?

Tapi, saya tidak mau terus berbohong, saya hentikan semua ini. Biarkanlah mereka mengenal diri saya dari masa lalu yang saya tunjukkan kepada mereka. Masa depan saya, saya biarkan mengalir apa adanya dengan tetap menutup jati diri saya yang sesungguhnya. Apabila ada yang bertanya "sudah punya pacar?" maka saya akan berkata "saya lajang." Itupun sudah cukup.

Sekarang, saya baru menyadari bahwa pacaran itu tak berguna. banyak sekali kejelekan didalamnya. Saya Islam, dan saya ingin menjadi orang iman. Oleh karena itu, saya bersyukur bahwa saya belum terjamah oleh laki-laki. Karena menurut kacamata saya, orang yang pernah berpacaran, berarti sudah pernah dipegang-pegang oleh pacarnya. Itu menurut pengamatan saya.

Tak perlu di sangkal, bahwa orang yang pacaran pasti pernah pegengan tangan, berpelukan, bahkan berciuman. Atau mungkin sampai jauh.

Nah, dari situ, saya ambil positifnya saja. Bahwa saya masih gress, belum tersentuh laki-laki. Dengan ini, saya bisa membahagiakan pasangan saya nanti di masa depan. Saya juga belum ternoda, oleh karena itu, saya masih memiliki kesempatan lebih banyak untuk menimba ilmu agama dan menjadi orang yang benar-benar mulia dimata Allah SWT. Dan saya juga terhindarkan dari murka-Nya. Karena sesungguhnya berpacaran itu haram hukumnya. Bersentuhan dengan bukan mukhrimnya itu dilarang agama dan dimurkai Allah. Barang siapa melakukan hal tersebut, maka Allah akan menyulitkan datangnya rezeki padanya.

Karena itu, buat kalian yang senasib sama saya, janganlah berkecil hati. karena mungkin Tuhan lebih menyayangi kalian. Maka dari itu, bertaubatlah kalian atas dosa masa lalu dan janganlah kau perbuat dosa-dosa yang lain. Saya juga telah bertaubat atas kebohongan yang pernah saya lakukan. Insya Allah, Allah akan memberikan kemudahan bagi kalian yang mengharamkan pacaran. Boleh bergaul dengan laki-laki, tapi sewajarnya saja.

Atas tindakan saya ini, saya juga merasa dimudahkan dalam segala urusan saya. Bahkan saya merasa saya lebih disayang. Saat saya meminta sesuatu yang saya inginkan kepada Allah, Allah mengabulkannya dengan segera walau sesuai dengan kemampuan saya. Tapi inilah indahnya melajang selama 18 tahun.

Inilah cerita saya yang saya sembunyikan selama ini. Semoga kalian bisa mengambil hikmah dari ceritaku ini. Untuk yang jelek-jelek, mohon jangan ditiru ya :)


0 coretan:

Back to Top