0

Dulu Sahabat, Sekarang .... (Part 1)

-Cerita ini adalah cerita asli dari saya, ini pengalaman saya. Saya harap, cerita ini dapat memberikan pelajaran yang baik bagi kalian semua. Dan bagian jeleknya, mohon jangan ditiru :) Selamat menikmati, maaf jika bahasa yang saya gunakan tidak konsisten pada bahasa Indonesia formal.-


Saya, Vera Sherlyana Dan di tahun 2014
Ini saya, baru saja melepas masa Sekolah Menengah Pertama dan akan mendaftar ke Sekolah Menengah Atas. Saat ini di sekolah saya, orang-orang sedang ramai membicarakan sekolah favorit yang akan mereka tuju.

Singkat cerita, entah bagaimana saya bisa kenal dengan teman-teman baru saya. Memang sih, kita semua satu Sekolah Menengah Pertama. Namun, kita hanya salaing tahu saja, bukan saling kenal. Apalagi sampai dekat. Teman-teman yang aku maksudkan adalah Canita Rismatika Dinar (Cenit), Ifatun Fauziah (Mba Iza), Maulidina Dwi Megawati (Memet), Ulfah Nur Faidah (Ulfah) dan Efriani Puji Astuti (Jupri).

Ulfah Nur Faidah (tanpa jilbab) dan Efriani Puji Astuti (dengan jilbab)
 di tahun 2014
Saya dengan Jupri dulunya memang satu kelas di kelas 9F. Kalau Mba Iza, saya juga satu kelas dengannya waktu kelas 7E dan kelas 9F. Kalau Cenit, saya cuma tahu saja. Karena dulu, saya sering main ke kelas 9A, dan disanalah kelasnya Cenit. Kalau Ulfah, saya ya sedikit tahu saja. Karena dulu kami satu kelas pengembangan diri, yaitu Desain Grafis. Juga karena saya sering main juga ke kelasnya Ulfah, 9E. Kalau Memet, saya lupa bagaimana kita bisa saling kenal. Ada dua kemungkinan disini. Pertama, saya mengenalnya karena saya sering bertandang ke kelasnya dan pernah berbincang dengannya. Kedua, karena Memet adalah teman Ulfah, Efri dan Cenit, jadi saya kena imbasnya juga. Ah, lupakanlah itu.

Canita Rismatika Dinar di tahun 2014
Kenapa kami bisa jadi dekat ? Awal mula saat kami akan melewati Ujian Nasional untuk kelas 9 Sekolah Menengah Pertama. Kami sedang sibuk-sibuknya mencari soal latihan ujian untuk melatih kemampuan kami dalam mengerjakan soal nanti. Suatu saat, saya mendapatkan pesan dari Jupri, dia mengajak saya belajar bersama. Awalnya saya tidak mau, tapi karena saya tidak memiliki cukup soal latihan UN, jadi saya mengiyakan. Dirumah Cenit lah kami semua berkumpul, dari situ, saya mendapatkan banyak referensi soal. Saya harus rela bolak-balik untuk memfoto kopi soal-soalnya.

Mulai dari situlah kami saling mengenal lebih dekat. Yah, awalnya saya hanya menyusahkan mereka semua sih. Apalagi Cenit. Dia pernah berkata bahwa dia sempat kesal dengan saya. Kenapa ? Begini, dulu waktu tahun 2010, sedang menjamurnya K-Pop di kalangan anak remaja. Nah, Cenit salah satunya. Dia rajin sekali mengunduh video-video boyband / girlband dari Korea itu. Karena saya sering ikut menyaksikan, saya pun ikut ketularan suka. Saya sering ke rumah Cenit hanya untuk meminta video-video terbaru. Maklum, waktu itu saya belum ada modem. Sempat pasang Speedy, tapi diputus sama abang saya.

Saya juga sering mengganggu Cenit dengan pesan-pesan yang saya kirimkan padanya. Isinya hanya seputar "saya minta unduhan terbaru dari video K-Pop yang kamu punya ya :)". Sebenarnya tidak keseluruhan saya minta ke Cenit. Ada beberapa yang saya unduh sendiri lewat Warung Internet (Warnet). Waktu pun berlalu, Cenit tak mempermasalahkan hal itu lagi. Karena sekarang saya bisa unduh sendiri videonya. Saya sudah dibelikan modem pada saat itu.

Kelulusan pun tiba, kami para mantan kelas 9 bersiap untuk menempuh jenjang yang lebih tinggi. Kami diterima di Sekolah Menengah Atas yang kami idamkan (sebenarnya, saya tidak mengidamkan sekolah saya pada waktu itu). Kami berenam sudah cukup dekat pada saat itu. Sayang, Cenit dan kami harus berpisah. Dia diterima di SMA Negeri 2 Purwokerto (Smada). Sedangkan Saya, Mba Iza, Ulfah, Jupri dan Memet, diterima di sekolah yang sama, SMA Negeri Banyumas (Smaba).

Awal pendaftaran, Ulfah memang tidak dinyatakan lolos untuk masuk ke Smaba.Dan dia memutuskan untuk mendaftar di sekolah lain. Sekolah itu adalah SMA Negeri 5 Purwokerto (Smala) dan SMK Negeri 1 Purbalingga (Smega). Namun, Tuhan berkehendak lain. Tiba-tiba, ibunya Ulfah mendapat panggilan dari pihak Smaba bahwa Ulfah dinyatakan lolos masuk. Tanpa segan, ibu Ulfah mencabut berkas pendaftaran di Smala dan kemudian langsung menyerahkan berkas tersebut ke pihak Smaba. Akhirnya Ulfah bersekolah di Smaba.

hari pertama saya masuk ke Smaba, saya ditempatkan di kelas XA. Dan teman-teman saya yang lain, berada di kelas yang berbeda. Jupri dan Memet berada di kelas XB, Ulfah di kelas XE, dan Mba Iza di kelas XF. Sedikit sedih sebenarnya. Mengapa saya sendirian ? Namun, saya harus bisa beradaptasi.

Bersambung ....

NB : Maaf, untuk Mba Iza dan Memet, saya tidak punya fotonya. Jadi saya tidak mencantumkannya.

0 coretan:

Back to Top