0

Sihir Gemar Berpena (Manfaat Menulis)



Senin ini cuaca sangat panas. Di rumah kost, suasana sangat hening. Mungkin orang-orang sedang tidur siang dengan nyenyaknya. Keheningan ini membuatku bosan, namun tak ada kegiatan yang bisa aku lakukan. Seharusnya siang ini aku ada kuliah, namun dibatalkan karena salah seorang teman kelasku sudah pulang ke rumah dan tidak memungkinkan baginya untuk kembali ke kampus.

Untuk sekedar mengisi kekosongan, aku menyalakan laptopku dan kuambil beberapa buah mino rasa kacang yang sedari tadi meminta untuk segera aku makan. Sembari memakan mino, aku buka folder di laptop satu per satu. Niat awal hanya ingin menghibur diri dengan menonton film atau drama korea, tiba-tiba aku teringat akan sesuatu. Aku teringat akan tugas yang diberikan oleh widyaiswara kepadaku. Aku diperintahkan untuk menulis sebuah artikel yang kemudian akan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

Segera saja aku buka program Microsoft Office Word di laptopku. Aku bersiap untuk memulai mengerjakan tugasku. Namun seketika terhenti karena aku tidak tahu apa yang akan aku tuliskan. Tak ada ide terlintas dikepalaku. Kemudian aku teringat akan perkuliahan Bahasa Indonesia yang baru tadi pagi disampaikan, bahwasanya ketika menulis, kita tidak harus mempunyai ide atau tema tertentu. Kita bisa memulai menulis dengan cara freewriting atau menulis bebas. Kita tuliskan apa yang kita mau, apa yang kita rasakan, apa yang kita alami, dan sebagainya tanpa harus terpaku pada suatu ide atau tema. Dengan kita memulai menulis menggunakan teknik freewriting ini, pada akhirnya kita akan menemukan suatu tema. Dengan demikian, kita dapat melanjutkan menulis dengan tetap merujuk pada tema yang telah kita tentukan.

Aku mulai menulis kata demi kata. Disitulah aku merasakan bahwa ide-ide terus bermunculan dan mengalir dari kepala menuju ke tanganku, sehingga aku terus menulis tanpa berhenti sedetikpun.

Menulis itu menyenangkan. Karena aku mempunyai sebuah blog, aku menjadi gemar menulis dan selalu berkeinginan untuk memperbarui postinganku. Entah itu setiap hari atau setiap minggu, aku pasti menuliskan sesuatu untuk aku post di blogku.

Sebenarnya, menulis bukanlah hal yang awam dalam kehidupan kita sehari-hari. Menulis dilakukan hampir setiap hari meskipun dengan kadar yang berbeda-beda. Secara istilah, menulis dapat diartikan sebagai coretan di sebuah bahan yang bisa dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Menurut Asma Nadia, seorang penulis novel, menulis adalah sebuah jalan terbaik untuk berbicara dan menyampaikan protes kepada banyak orang. Selain itu, Las Hs juga menuturkan bahwa menulis adalah suatu seni mengekspresikan ide atau perasaan melalui tulisan.

Secara umum, menulis tidak harus mengenai sesuatu yang ilmiah, tertata, berbau intelek atau semacamnya. Kita juga dapat menuangkan curahan hati kita dalam bentuk tulisan. Ketika kita sedang sedih atau marah, namun tak ada tempat untuk melampiaskanya, kita dapat mengurangi kesedihan dan kemarahan itu dengan menulis atau sekedar menggoreskan pena di secarik kertas. Ketika kita mempunyai rahasia, namun tidak ada orang yang mampu untuk dipercaya sebagai penyimpan rahasia tanpa membocorkannya ke orang lain, kita dapat berbagi rahasia itu ke dalam tulisan. Ketika kita mempunyai perasaan suka atau cinta kepada orang lain, namun kita tak dapat mengungkapkannya, kita dapat mencurahkan perasaan kita dalam bentuk tulisan. Menulis itu kaya akan manfaat.

Menulis bukan sekedar menulis, tetapi kita juga membaca, menghayati, memahami tema yang kita tuliskan, belajar untuk menggunakan kata yang baik dan benar, belajar untuk menarik simpati orang lain agar mau membaca tulisan kita, belajar untuk mengemas hasil tulisan kita dengan menarik agar mudah dipahami, dan sebagainya.

Menulis melatih kita untuk menjadi seorang produser. Dengan menulis, kita berusaha untuk mencari benang merah mulai dari awal cerita sampai dengan akhir cerita.

Menulis merupakan ajang mencari jodoh. Mengapa demikian ? Dewasa ini, para remaja wanita lebih tertarik untuk mencari pasangan yang mempunyai sifat romantis. Mereka beranggapan bahwa pasangan yang romantis merupakan pasangan yang setia dan dapat membahagiakan mereka. Hal tersebut menjadi sebuah peluang yang sangat besar bagi kaum adam yang memiliki sifat romantis untuk memperoleh pasangan. Romantis tidak dapat kita peroleh dengan spontan. Sering kali kita harus mempelajarinya terlebih dahulu. Banyak buku yang dijual di pasaran berisikan tentang kiat-kiat untuk menjadi romantis. Namun setelah dipelajari, terkadang kurang membuahkan hasil. Untuk menyiasatinya, mengapa kita tidak membuat suatu cerita yang romantis kemudian menerapkannya pada kehidupan kita ? Kita dapat mengatur cerita romantis kita sendiri karena hanya kitalah yang lebih tahu tentang keadaan diri kita. Kalau kita mengacu pada buku, belum tentu sesuai dengan keadaan kita.

Menulis dapat membawa kita kearah kesuksesan. Beberapa penulis besar seperti JK Rowling, penulis novel Harry Potter, Asma Nadia dan Raditya Dika, seorang penulis novel di Indonesia, mereka semua adalah contoh orang-orang yang berhasil memperoleh kesuksesan hanya dengan menulis. Tak dapat dipungkiri, selain mendapat kepuasan dari proses menulis kreatifnya, mereka menjadi terkenal dan memperoleh materi yang berlimpah dari karya-karya yang mereka hasilkan. Hal tersebut memberikan suatu pembelajaran bagi kita bahwa apabila kita dapat membaca hasil karya orang lain, maka kita dapat mencoba untuk melakukan hal yang sama. Mari berpikir dari sudut pandang yang berbeda.


Sedikit berbau ilmiah, menulis melatih otak kiri agar lebih tajam dimana otak kiri merupakan otak yang mengatur IQ atau Intelligence Quotient, yaitu bagian yang mengatur kecerdasan. Dengan kata lain, kemampuan menulis diperoleh dari kemampuan otak bagian kiri untuk berpikir kritis dan kreatif. Hal ini membuktikan bahwa menulis merupakan sebuah sarana untuk mempertajam otak kiri kita.

0 coretan:

Back to Top